Selasa, 19 Februari 2008

Fadhilah Sholat Berjamaah

Qobats bin Assyam Allaith r.a. meriwayatkan bahwa dia mendengar Rasululloh Saw. bersabda : Sholatnya 2 orang secara berjamaah lebih disukai Alloh Swt. daripada sholat 4 orang secara sendiri-sendiri. Sholatnya 4 orang secara berjamaah lebih disukai oleh Alloh Swt. daripada sholatnya delapan orang secara sendiri-sendiri. Sholatnya 8 orang secara berjamaah lebih disukai oleh Alloh Swt. daripada sholatnya 100 orang secara sendiri-sendiri.

Dalam hadits lain dikatakan jamaah yang lebih besar lebih disukai Alloh Swt. daripada jamaah yang kecil. Sebagian orang berpendapat bahwa tidak ada salahnya sholat berjamaah di rumah atau di tempat kerjanya (kantor, toko, dsb.). Ini adalah pendapat yang keliru. Pertama, mereka tidak dapat memperoleh KEUNTUNGAN sholat berjamaah di masjid, kedua mereka kehilangan keberkahan karena tidak bergabung dalam jamaah yang besar, karena semakin besar/banyak orang yang berjamaah Alloh semakin memberikan keberkahan dalam jamaah yang besar tersebut.

Kalau tujuan kita sholat untuk mencapai keridoan Alloh Swt. Mengapa kita tidak melakukan amalan (sholat) yang lebih diridoi Alloh Swt. yaitu dengan sholat berjamaah.
Banyak kerugian yang kita derita dengan sholat sendiri/tidak berjamaah. Belum tentu bacaan sholat kita, terutama bacaan Al Fatihah, benar atau sempurna, belum tentu khusyu, dan lain-lain. Dengan sholat berjamaah segala kekurangan-kekurangan kita dalam syarat dan rukun sholat ada kemaafan dari Alloh Swt.

Shalat berjamaah di masjid buat seorang laki-laki lebih utama dari pada shalat berjamaah di rumahnya. Sesuai dengan hadits Rasulullah SAW berikut ini:


عَنْ عَبْدِ الله بْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُما أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلّى الله عَلَيْهِ وَسَلّم قال, "صَلاةُ الْجَمَاعَةِ أَفْضَلُ مِنْ صَلاةِ الْفَذِّ بِسَبْعٍ وعِشرينَ دَرَجَةً" مُتّفَقٌ عَلَيْهِ.


Dari Abdullah bin Umar ra. bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Shalat berjamaah lebih utama dari shalat sendirian dengan 27 derajat." (HR Muttafaq 'alaihi)


وَلَهُمَا عَنْ أَبِي هُرَيْرةَ رَضيَ اللَّهُ عَنهُ "بِخَمْسٍ وَعشْرين جُزْءًا وَكَذَا لِلْبُخَاريِّ عَنْ أَبي سَعِيدٍ رَضيَ اللَّهُ عَنْهُ وَقَالَ, "دَرَجَةً."


Dan riwayat kedua namun lewat jalur Abi Hurairah ra. disebutkan, "dengan 25 bagian." Dan dari riwayat Abi Said menurut Bukhari dengan lafadz; "derajat." Beberapa ulama menafsirkan hadits Rasulullah SAW tentang fadhilah shalat berjamaah lebih utama 27 derajat dari shalat sendirian atau 25 bagian, dengan memberikan beberapa ketentuan, yaitu shalat berjamaah itu dilakukan di masjid di awal waktu.

Di antara rahasia fadhilah shalat berjamaah di masjid itu adalah:


  1. Sebelum berjalan ke masjid, ketika seseorang berwudhu' di rumahnya, bukan berwudhu' di masjid, dia telah mendapatkan pahala atas wudhu'nya.
  2. Ketika dia memakai pakaian dan wewangian dengan niat karena akan masuk masjid, maka dia akan mendapat pahala tersendiri. Karena Allah SWT telah memerintahkan agar seseorang berhias setiap masuk masjid.
  3. Ketika seseorang berjalan ke masjid dengan melangkahkan kaki, maka tiap langkah kakinya itu mendapatkan kebaikan tersendiri yang mendatangkan pahala.
  4. Ketika masuk masjid, seseorang akan mendapat pahala bila membaca doa masuk masjid.
  5. Masih ketika masuk masjid, dia juga akan mendapatkan pahala ketika melangkah dengan kaki kanannya.
  6. Begitu masuk masjid, seseorang akan mendapat kesempatan mendapatkan pahala dari shalat tahiyatul masjid.
  7. Kemudian ketika seseorang duduk di masjid sambil menunggu datangnya waktu shalat, dia sudah terbilang melakukan i'tikaf bila dia meniatkannya. Menurut mazhab As-syafi'iyah, i'tikaf bisa dilakukan asalkan dengan niat dan berdiam di masjid, meski hanya sesaat saja.
  8. Begitu adzan berkumandang, dia juga akan mendapatkan kesempatan mendapatkan pahala tersendiri dengan mendengarkan adzan dan menjawabnya. Apalagi bila dia sendiri yang melakukan adzan.
  9. Setelah mendengar adzan, dia akan mendapatkan kesempatan mendapatkan kebaikan lagi ketika membaca doa setelah adzan.
  10. Selesai doa adzan, dia akan mendapatkan lagi kesempatan mendapat pahala dengan shalat sunnah qabliyah.
  11. Setelah iqamat didengungkan, lalu imam mengatur barisan, dia akan mendapatkan pahala lagi bila ikut memperhatikan imam dan mengatur barisannya agar lurus dan rapat.
  12. Pada saat shalat jamaah dilaksanakan, dia akan mengikuti semua gerakan imam dengan baik. Kalau imam berdiri, maka dia berdiri, kalau imam rukuk, maka dia rukuk, kalau imam sujud maka dia ikut sujud. Semua tindakannya mengikuti imam itusudah mendatangkan pahala tersendiri.
  13. Ketika imam sampai pada bacaan "waladhdhaallin", maka dia menjawab, "amiin." Jawaban itu mendatangkan pahala tersendiri.
  14. Dia juga akan mendapatkan pahala tersendiri ketika mengucapkan salam ke kanan dan ke kiri, dibandingkan saat shalat sendirian di rumah, atau berjamaah di rumah. Karena salam itu doa untuk orang yang di kanan dan kirinya. Dan karena di masjid jumlah jamaahnya lebih banyak, maka doa yang akan diterimanya jauh lebih banyak.
  15. Selesai shalat wajib, dia akan mendapatkan pahala lagi bila membaca beberapa lafadz dzikir atau doa.
  16. Kemudian kesempatan berikutnya lagi adalah ketika dia melakukan shalat sunnah ba'diyah shalat.
  17. Di dalam masjid, dia tentu akan bertemu dengan banyak jamaah shalat lainnya. Ketika bertemu dan memberi salam, dia akan mendapatkan pahala tersendiri.
  18. Sambil memberi salam, apabila dia juga berjabat tangan, maka dia pun akan mendapatkan pahala tersendiri.
  19. Senyumnya kepada sesama saudaranya adalah sedekah. Dan ini akan menambahlagi kesempatannya untuk mendapatkan pahala.
  20. Ketika hendak berpisah dengan sesama jamaah di masjid, maka dia akan mendapat pahala bila mengucapkan salam atau membalas salam.
  21. Dia juga akan mendapatkan pahala bila diikuti dengan berjabat tangan ketika akan berpisah dengan sesama muslim.
  22. Ketika pulang dari masjid, dia membaca doa keluar masjid. Hal itu menambah lagi pahalanya.
  23. Di masjid terbuka kesempatan untuk berinfaq, maka bila dia memanfaatkan kesempatan itu, dia akan mendapatkan pahala tersendiri dari berinfaq.
  24. Di dalam masjid seringkali digelar khutbah atau majelis ilmu (kultum). Bila dia mendengarkan nasehat dan penyampaian ilmu dengan niat menjalankan perintah Allah SWT dan karena menuntut ilmu itu wajib hukumnya, maka dia akan mendapatkan kebaikan tersendiri.
  25. Ketika keluar, dia melangkah dengan kaki kirinya. Satu lagi tambahan pahala akan didapatnya.
  26. Ketika pulang, dia mengambil jalan lain yang tidak sama dengan jalan yang dilewati saat pergi ke masjid. Ini adalah sunnah Rasulullah SAW yang tentu mendatangkan pahala tersendiri.
  27. Setiap langkah kaki saat pulang dari masjid, maka dia akan mendapatkan pahala lain tersendiri.


Butir-buitr kesempatan memetik pahala di atas dari berbagai dalil yang berserak-serak, kemudian dikumpulkan. Tentu saja jumlahnya tidak hanya 27 bagian saja, pasti akan ada lebih banyak lagi.Namun uraian di atas hanya sekedar memberikan contoh salah satu versi ijtihad pada ulama ketika menguraikan rahasia mengapa shalat berjamaah di masjid lebih utama dari shalat yang lainnya.

Tentu saja tidak semua orang yang shalat di masjid berjamaah akan mendapatkan semua kesempatan itu. Sebab tidak semuanya melakukan hal-hal di atas. Tapi intinya kami ingin memberikan pemaparan bahwa di balik keutaman shalat berjamaah di masjid itu, memang ada alasan-alasan logis yang bisa ditarik sebagai landasan. Paling tidak, hal-hal di atas akan memberikan alasan mengapa shalat berjamaah di masjid lebih utama untuk dikerjakan. Wallahu a'lam bishshawab, Ahmad Sarwat, Lc.



di ambil dari :http://xiboer.multiply.com/journal/item/30/Keutamaan_Fadhilah_Sholat_Berjamaah

Selanjutnya......

Sabtu, 16 Februari 2008

Dahsyatnya Sedekah

oleh KH Abdullah Gymnastiar

Dimanakah letak kedahsyatan hamba-hamba Allah yang bersedekah? Dikisahkan dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Turmudzi dan Ahmad, sebagai berikut :

Tatkala Allah SWT menciptakan bumi, maka bumi pun bergetar. Lalu Allah pun menciptkan gunung dengan kekuatan yang telah diberikan kepadanya, ternyata bumi pun terdiam. Para malaikat terheran-heran akan penciptaan gunung tersebut.
Kemudian mereka bertanya? "Ya Rabbi, adakah sesuatu dalam penciptaan-Mu yang lebih kuat dari pada gunung?"

Allah menjawab, "Ada, yaitu besi" (Kita mafhum bahwa gunung batu pun bisa menjadi rata ketika dibor dan diluluhlantakkan oleh buldozer atau sejenisnya yang terbuat dari besi).

Para malaikat pun kembali bertanya, "Ya Rabbi adakah sesuatu dalam penciptaan-Mu yang lebih kuat dari pada besi?"

Allah yang Mahasuci menjawab, "Ada, yaitu api" (Besi, bahkan baja bisa menjadi cair, lumer, dan mendidih setelah dibakar bara api).

Bertanya kembali para malaikat, "Ya Rabbi adakah sesuatu dalam penciptaan-Mu yang lebih kuat dari pada api?"

Allah yang Mahaagung menjawab, "Ada, yaitu air" (Api membara sedahsyat apapun, niscaya akan padam jika disiram oleh air).

"Ya Rabbi adakah sesuatu dalam penciptaan-Mu yang lebih kuat dari air?" Kembali bertanya para malaikat.

Allah yang Mahatinggi dan Mahasempurna menjawab, "Ada, yaitu angin" (Air di samudera luas akan serta merta terangkat, bergulung-gulung, dan menjelma menjadi gelombang raksasa yang dahsyat, tersimbah dan menghempas karang, atau mengombang-ambingkan kapal dan perahu yang tengah berlayar, tiada lain karena dahsyatnya kekuatan angin. Angin ternyata memiliki kekuatan yang teramat dahsyat).

Akhirnya para malaikat pun bertanya lagi, "Ya Allah adakah sesuatu dalam penciptaan-Mu yang lebih dari semua itu?"

Allah yang Mahagagah dan Mahadahsyat kehebatan-Nya menjawab, "Ada, yaitu amal anak Adam yang mengeluarkan sedekah dengan tangan kanannya sementara tangan kirinya tidak mengetahuinya."

Artinya, orang yang paling hebat, paling kuat, dan paling dahsyat adalah orang yang bersedekah tetapi tetap mampu menguasai dirinya, sehingga sedekah yang dilakukannya bersih, tulus, dan ikhlas tanpa ada unsur pamer ataupun keinginan untuk diketahui orang lain.

Inilah gambaran yang Allah berikan kepada kita bagaimana seorang hamba yang ternyata mempunyai kekuatan dahsyat adalah hamba yang bersedekah, tetapi tetap dalam kondisi ikhlas. Karena naluri dasar kita sebenarnya selalu rindu akan pujian, penghormatan, penghargaan, ucapan terima kasih, dan sebagainya. Kita pun selalu tergelitik untuk memamerkan segala apa yang ada pada diri kita ataupun segala apa yang bisa kita lakukan. Apalagi kalau yang ada pada diri kita atau yang tengah kita lakukan itu berupa kebaikan.



sumber : http://as-syifa.blogspot.com/2003/02/dahsyatnya-sedekah.html

Selanjutnya......

Rabu, 06 Februari 2008

Ayat-Ayat Cinta ( Rossa )



desir pasir di padang tandus
segersang pemikiran hati
terkisah ku di antara cinta yang rumit

bila keyakinanku datang
kasih bukan sekadar cinta
pengorbanan cinta yang agung
ku pertaruhkan

reff:
maafkan bila ku tak sempurna
cinta ini tak mungkin ku cegah
ayat-ayat cinta bercerita
cintaku padamu
bila bahagia mulai menyentuh
seakan ku bisa hidup lebih lama
namun harus ku tinggalkan cinta
ketika ku bersujud

bila keyakinanku datang
kasih bukan sekedar cinta
pengorbanan cinta yang agung
ku pertaruhkan

repeat reff

ketika ku bersujud

Selanjutnya......